Rabu, 11 Mei 2016

Resume Novel Melejitkan Kepemimpinan Buah Hati dengan Al-Qur'an (Hidayatur Rahman)

Ruh membuat fisik manusia hidup, sama seperti Al-Qur'an yang menjadi ruh bagi kehidupan. Al-Qur'an menjadi nafas bagi kehidupan, ia menggerakkan kehidupan, ia  memberi makna dan aroma bagi kehidupan. Ketika Al-Qur'an menjadi nafas kehidupan, ia menghadirkan harum, kebermaknaan dan keindahan. Al-Qur'an menghidupkan hati seperti air hujan yang menghidupkan bumi. Ketika bibir basah dengan bacaan Al-Qur'an, akal merenungi kebenarannya, hati merasakan kenikmatannya, maka hiduplah jiwa manusia dengan sentuhan Al-Qur'an. Untuk itu, sebagai orang tua atau guru berikhtiarlah agar di lingkungan sekitar buah hati (orang tua, guru, teman, sahabat, masyarakat) akrab dengan Al-Qur'an, dan buah hati bisa melakukan beberapa hal diantaranya yaitu membaca Al-Qur'an, menghafal Al-Qur'an, mengkaji isi Al-Qur'an, dan bisa mengimplementasikan nilai-nilai Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari.

Jika 4 hal tersebut bisa hadir dalam kehidupan buah hati, maka jiwa buah hati telah tersirami dengan beningnya mata air Al-Qur'an, maka akan tumbuh dari ladang-ladang jiwanya, pohon-pohon kebaikan; pohon keimanan, pohon keikhlasan, pohon keberanian, pohon kedermawahan, pohon ketegasan, pohon kelembutan, dan pohon kepemimpinan.

Setiap buah hati terlahir dengan kehebatan dan keistimewaan yang beraneka ragam. Salah satu keistimewaan fitriyah yang Allah SWT berikan pada buah hati adalah kepemimpinan. Bila orang tua tidak memberikan ruang berfikir, berkreasi, apalagi berinovasi pada buah hati, dan buah hati  melakukan sesuatu hanya karena keinginan dan kemauan orang tuanya bukan dari kesadaran yang tumbuh pada jiwa. Maka mereka akan terbiasa memiliki pikiran kalah, kerdil, pesimis, dan selalu sebagai objek, disini potensi kepemimpinan terkerdilkan. Membuat kesempatan mandiri dan berkreasi pada diri buah hati lambat laun akan tumbul. Tumpulnya sikap mandiri hanya akan membuat sang buah hati semakin manja. Kemanjaan inilah yang akan membuat orang-orang disekitarnya akan melayaninya.

Jika buah hati telah terbiasa menghadirkan pelayanan yang terbaik pada dirinya, maka pada gilirannya juga ia akan melayani orang lain disekitarnya. Ketika kelelahan dan kekecewaan begitu dahsyat menyerbu diri sang buah hati hingga mematahkan semangatnya untuk melayani orang lain, maka sentuhlah hatinya dengan ayat "berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah SWT telah berbuat baik kepadamu (QS: 28:77)".

Kebiasaan yang dibiasakan lambat laun akan jadi karakter atau tabiat. Dan kebiasaan itu biasanya selalu akrab dengan kehidupan buah hati, bahkan ia telah menjadi bagian dari lingkungannya. Lingkungan itulah yang akan membentuk karakter anak dengan kuat. Kadang kita lupa bahkan melupakan bahwa buah hati akan hidup di suatu zaman yang sangat jauh berbeda dengan zaman orang tuanya, baik tantangan maupun peluangnya. Melakukan perencanaan untuk buah hati yang pada saatnya nanti akan melanjutkan estafet perjuangan.

Ibu~

Aku terlahir dari Ibu yang sangat istimewa. Ibu yang dari kecil sudah sangat mandiri.
Aku diajarkan banyak hal oleh beliau, diantaranya aku diajarkan untuk tidak bergantung dengan orang lain, agar ketika orang lain itu pergi meninggalkan kita, kita tidak perlu merasa kehilangan sekali. Selain itu, aku diajarkan ibu untuk selalu jujur kepada siapapun dalam kondisi apapun. Tidak ada yang namanya bohong demi kebaikan, itu tetap saja bernama "kebohongan"
Aku diajarkan untuk selalu menanam kebaikan, karena kata ibu kalau kita nanem kebaikan hasilnya pun nanti akan baik. Harus selalu berbagi sama orang selagi kita punya. Selain itu aku juga diajarkan untuk selalu ramah sama orang dan menyapa orang ketika bertemu di jalan..

Bagiku, ibu adalah bukan cuma seorang ibu. Kedekatan kita sangatlah erat. Ibu bisa merangkap sebagai apapun. Ibu bisa menjadi seorang ayah untuk ku saat aku melakukan kesalahan beliau selalu menasehatiku selayaknya seorang ayah, memarahiku disaat ku salah, ibu mencari nafkah untuk aku dan adik ku dari pagi  sampai sore dengan bersusah payah. Seperti sahabat ku yang selalu setia mendengarkan apapun yang aku ceritakan ke ibu mulai dari sedih seneng galau malu dan apapun, terutama kalo habis berpergian atau dapet momen baru. Ibu selalu antusias mendengarkan ceritaku. Ibu juga selalu mau menemani ku saat aku ingin pergi.
Ibu juga bisa terlihat seperti musuh saat lagu ngomel hehe (read : ibu sendiri yang bilang kita berdua ini bisa kaya temen kalo kita berdua lagi ketawa menertawakan sesuatu hal atau bahkan kaya musuh saat ibu lagi ngomelin aku).
 
Entahlah kalau bicara tentang Ibu selalu saja mata ini menangis. Ibu itu benar-benar seperti bidadari yang Allah kirimkan untuk aku. Sekarang ibu sendirilah yang hidup susah payah untuk membesarkan aku dan adik ku. Ibu yang mati-matian kerja untuk membesarkan ke dua anaknya yang mulai tumbuh dewasa.

Terkadang aku kasihan saat melihat raut wajah ibu ketika sedang tertidur pulas, tampak terlihat wajah lelahnya telah bekerja seharian. Wajahnya yang mulai menua.
Ingin sekali rasanya aku membahagiakannya, membalas seluruh pengorbananmu selama ini. Memberikanmu tempat tinggal yang layak, yang tak perlu kau bayar tiap bulannya dengan hasil keringatmu..

Kau terlihat ingin menyerah tapi kau tak ucapkan itu demi terlihat kuat di depan anakmu ini. Aku gapernah melihat wanita lain yang kuat sekali sepertimu bu. Untungnya aku bisa kuliah gratis jadi tidak membebankanmu ya walaupun aku seperti sangat terpaksa dan tersiksa di jurusan ku. Aku lebih tertarik dengan dunia luar, dunia sosial, dunia agama ataupun organisasi.. Tapi percayalah bu, engkau tau usah mengkhawatirkan ku. Walaupun aku seperti ini, setidaknya aku masih bisa sedikit mengikuti kuliah ini..

Semoga aja Eka bisa bahagiain ibu. Eka mau bahagiain ibu..
Ridhoilah anak mu ini yang lagi bersusah payah untuk Hijrah menjadi lebih baik.. Do'akan semoga anakmu ini bisa sukses bu.
Eka sayang ibu..

Ya Allah, jauhkanlah ibu hamba dari api nerakamu Ya Allah. Bahagiakanlah beliau Ya Rabb. Kembalikanlah senyumnya yang dulu :')
 
Ya Allah jadikanlah adik hamba anak yang sholeh.
Ya Allah istiqomahkanlah hamba di jalanMu Ya Allah. Aamiin 

Selasa, 10 Mei 2016

Kuliah Aja Ga Seru Men~

Allah SWT memberikan waktu untuk semua umatnya sama yaitu 24 jam. Tapi kita dituntut untung melakukan banyak hal karena kita adalah makhluk Allah SWT dan makhluk sosial.
Semoga saja dengan waktu yang sedikit ini kita bisa memanfaatkannya dengan hal-hal kebaikan, dan membuat diri kita bermanfaat untuk orang banyak. Untuk agama Allah SWT.

Mmm buat kalian yang hidupnya cuma kuliah aja, yang mentingin kuliahnya banget diatas segalanya, gue rasa hidup yang cuma kuliah gitu aja ga seru men. Menghalalkan cara apa saja supaya IP dan IPK nya bagus karena berambisi dengan kerja yang enak juga dengan gaji yang besar. Ya bole-bole aja sih, itu hak setiap orang emang. Tapi coba deh selain itu kita sama-sama lihat ke luar, coba kita peka sama dunia di sekitar kita. Jangan cuma main di zona nyaman mu, banyak di luar sana pelajaran hidup yang bisa lu ambil. Yang pastinya ga akan lu dapetin kalo lu cuma kuliah pulang kuliah pulang aja. Tenaaaanggggg aja men, di yaumil akhir kaga bakalan ditanya IPK lu berapa wkwk.

Kuylah kita sama-sama perbaikin diri, kita hijrah untuk menjadi lebih baik lagi, buat diri kita bermanfaat untuk orang banyak. Cari ilmu kehidupan sebanyak-banyaknya, cari ilmu agamanya sebanyak-banyaknya, dan jangan lupa berbagi ilmunya. Semoga kita semua mendapatkan RidhoNya dan bisa masuk ke JannahNya sama-sama. Aamiin.

#menghiburdiri #bosenkalocumakuliah #mulaimasuksemestersusah #kepikiranTA #duasemesterlagi #semangat #ma'annajah #bismillah #perbaikidiri #hijrah #istiqomah #pemudabawaperubahan